Recommended Post Slide Out For Blogger

Mengungkap, Apakah Yahudi Dibalik Kaum Pagan?

Mengungkap, Apakah Yahudi Dibalik Kaum Pagan?
RasyaShare - JANGAN heran jika mengetahui fakta bahwa pemeluk agama terbanyak di dunia di abad millennium ini adalah kaum pagan, sebuah agama kuno yang diperangi para Nabi dan Rasul Utusan Allah SWT.

Salah satu indikasi hal tersebut adalah dipergunakannya simbol-simbol paganisme, dalam arsitektur rumah ibadah, lafadz doa, hymne atau kidung, ritual, dan sebagainya. Simbol salib misalnya, ini berasal dari simbol persilangan cahaya dewa matahari yang banyak dijadikan tuhan oleh suku-suku kuno dari Mesir (Ancien Egypt) dan Roma hingga Amerika Latin (Suku Maya dan Aztec), dari Jepun (Amaterasu) hingga India (Btara Indra).

Pastor Herbert W. Amstrong, pemimpin Worldwide Church of God yang berpusat di AS yang juga sebagai Editor in Chief majalah Kristen Plain Truth yang bertiras delapan juta eksemplar tiap bulan, dengan jujur mengemukakan bahwa tanda salib memang berasal dari simbol paganisme. Bukan itu saja, Natal yang diperingati oleh Gereja Barat setiap tanggal 25 Desember pun oleh Amstrong dianggap sebagai kelanjutan dari ritual penyembahan kelahiran anak Dewa Matahari (Sun of the God). Sebab itu, Sunday dijadikan hari libur kaum Kristiani. ‘Sun’ berarti ‘Matahari’ dan ‘Day’ berarti ‘Hari’. Ritual pemujaan kaum pagan terhadap Dewa Matahari memang banyak dilakukan di hari Minggu (Sunday).

Asal-muasal kaum pagan modern sekarang ini sesungguhnya berasal dari satu kelompok kecil para pengikut iblis, di mana sepanjang sejarah awalnya diwakili oleh mereka yang selalu memusuhi dan memerangi para Nabi dan Rasul Allah SWT. Mereka adalah Samiri yang memerangi Musa as. (Amerika pun menyebut dirinya dengan “Uncle Sam”), Namrudz yang memerangi Ibrahim a.s., dan para pendeta Sanhedrin yang memerangi Isa a.s.

Mereka adalah Paulus (Yahudi dari Tarsus) yang mengubah esensi dasar agama Nasrani dari yang hanya sebagai agama kaum Nabi Isa menjadi agama misi ke seluruh dunia. Mereka adalah Abdullah bin Saba’ (Yahudi dari Yaman) yang memecah umat tauhid ini. Mereka adalah Mustafa Kemal Attaturk (Yahudi dari Dumamah) yang menghancurkan kekhalifahan Turki Utsmani. Mereka adalah Terrence E. Lawrence (Yahudi dari Inggris) yang harum namanya di Saudi dan disebut sebagai Lawrence of Arabia. Mereka adalah Snouck Hurgronje (Yahudi Belanda) yang pura-pura masuk Islam dan menggunakan ‘keIslamannya’ sebagai senjata untuk menghancurkan umat Islam Indonesia.

Strategi Hurgronje ini dikenal dengan istilah “Izharul Islam” atau “Pura-Pura Islam” dan sekarang dipakai oleh banyak kaum liberalis, termasuk mereka yang mengaku-aku sebagai kaum liberal Islam yang banyak mempromosikan ide-ide pluralisme (keberagaman), hak asasi manusia, anti kekerasan, kebebasan, dan sebagainya. Jika sekarang ini ada segolongan orang Islam yang mulai terjangkit virus “Pluralitas” maka hal itu sesungguhnya mereka telah tercemar oleh keyakinan pagan, karena seorang Muslim wajib “Fardhu’ain” hanya berpegang pada Tali Allah SWT dan Rasul-Nya.

Sejarah dunia mencatat bahwa Dinasti Rotschild merupakan dinasti paling terkemuka di Eropa di abad pertengahan. Sir Meyer Amschel Rotschild merupakan sesepuh dinasti ini yang juga disebuta sebagai Rotschild I. Keluarga Yahudi ini tinggal di sebuah rumah besar di pojok Judenstrasse (Jalan Yahudi) di Bavaria (sekarang Jerman).

Kuat dugaan, Rotschild I merupakan pewaris kelompok Templar yang dibasmi dari seluruh Eropa oleh Paus Clement IV dan Raja Perancis, King Philip le Bel, di tahun 1307. Pada 1314, Grandmaster terakhir Templar bernama Jaques de Molay dibakar hidup-hidup hingga menemui ajal.

Saat dibasmi, Templar banyak yang menyelamatkan diri ke Skotlandia, satu-satunya wilayah di Eropa yang tengah diekskomunikasikan dari Gereja. Namun Skotlandia bukan satu-satunya tempat persembunyian Templar. Para Templar yang dikenal sebagai jago-jago perang dan juga intelijen di abad pertengahan ini juga banyak yang menyusup di sejumlah wilayah Eropa. Mereka yang bersembunyi di Portugis, Spanyol, dan Itali, menanggalkan jubah Templarnya dan mengganti nama menjadi Knight of Christ. Yang di Malta menjadi Knights of Rhodes atau Knights of Malta. Ada pula yang lari bersembunyi di Bavaria dan menjelma menjadi Knights of Teutonik.

Penangkapan dan pengadilan atas Templar di Bavaria dilakukan dengan penuh sandiwara dan tidak dilaksanakan dengan sepenuh hati. Sebab itu organisasi ini masih eksis selama berabad-abad di Bavaria—dan juga secara klandestin di Eropa—dan menemukan tokoh baru di wilayah baru ini, seorang Yahudi paganism kaya raya dan dekat dengan praktek-praktek klenik dan okultisme seperti halnya Templar, bernama Meyer Amschell Rotschild. Ada anggapan juga bahwa sesungguhnya Rotschild I ini malah seorang tokoh Templar Klandestin sejak awalnya.

Di tahun 1773, Rotschild I mengundang 12 keluarga Yahudi terkemuka dunia untuk berkumpul di kediamannya. Dalam pertemuan tersebut, Rotschild I mengeluarkan dan membacakan 25 butir strategi penguasaan dunia yang di dalam Kongres Zionis Internasional I di Basel Swiss (1897) disahkan menjadi agenda gerakan Zionis Internasional dengan nama Protocolat of Zions.

Selain itu, Rotschild juga memanggil dan memperkenalkan seorang Yahudi dari Ingolstadt, Bavaria, anak dari seorang Rabi Yahudi yang menyembunyikan keyahudiannya dan mengaku sebagai seorang Yesuit Katolik bernama Adam Weishaupt. Orang ini tertarik pada pemikiran-pemikiran ajaran sesat Dinasti Kerajaan Perancis terakhir, yang dalam The Holy Blood Holy Grail (1982) disebut sebagai Dinasti Merovingian.

Awalnya, Rotschild menugaskan Weishaupt untuk memimpin Coven of Golden Dawn (Fajar Keemasan), sebuah sekte mistik pribadi keluarga Rotschild yang masih aktif sampai dengan hari ini. Kemudian, di dalam pertemuan tersebut, Rotschild menunjuk Weishaupt untuk membentuk dan memimpin sebuah sekte mistik kuno Bavaria bernama Illuminati (Yang Tercerahkan, kaum gnostis sendiri menyebut Maria Magdalena sebagai The Illuminatrix). Illuminati merupakan sekte Luciferian (iblis) yang memiliki arti Sang Pembawa Cahaya.

DI DALAM struktur keanggotaan Illuminati, lapisan tertinggi berada dalam kelompok Areopagites atau Tribunal yang memegang kendali atas sekte. Mereka inilah yang berhak hadir dalam pertemuan-pertemuan rahasia.

Nesta Helen Webster dalam World Revolution: The Plot Against Civilisation (1921) menyebut bahwa keahlian Illuminati adalah dalam seni menipu dan memanipulasi, yang memanjakan dan menggerakan mimpi-mimpi orang-orang lugu dan memprovokasi serta mengarahkan mimpi-mimpi orang fanatic dengan memuji-muji dan mendongkrak keangkuhan serta kesomboingan intelektualitas mereka. Illuminati mempermainkan ketidakseimbangan otak manusia, dengan mendorong ambisi dan nafsu kekuasaan serta memandang rendah idealisme dan nilai-nilai luhur. Syahwat kekuasaan merupakan mainan utama dari Illuminati sejak dulu hingga millennium ketiga ini. Siapa pun yang terpengaruh akan provokasinya, secara sadar atau tidak, telah menjadi pelayan bagi kelompok pemuja setan ini.

Webster menegaskan, “Tujuan utama Illuminati adalah untuk kekuasaan dan kekayaan. Mereka memiliki tujuan untuk menguasai seluruh dunia dan seluruh umat manusia dengan jalan menghancurkan pemerintahan yang religius maupun yang sekuler. Illuminati akan bertahta dalam satu tatanan dunia yang sama sekali baru yang dinamakan sebagai The New World Order.”

Guna menuju penguasaan dunia, Illuminati mempergunakan semboyan “Tujuan Menghalalkan Cara”. Walau demikian, ada dua senjata utama mereka untuk mempengaruhi atau menundukkan sasaran, terutama politikus, pejabat militer, dan juga para penguasa, termasuk anggota legislatif. Yakni dengan uang dan seks.

Illuminati modern lahir di Bavaria pada tahun 1773, tiga tahun sebelum para tokoh Mason menandatangani piagam kemerdekaan Amerika Serikat. Sebelum Illuminati ‘lahir’, gerakan paganis bernama Freemasonry telah dahulu ada di Eropa dan berkembang dengan pesat di sana. Nyaris semua negara dan kerajaan di Eropa tersentuh oleh gerakan Freemason yang lahir di Skotlandia pada sekitar tahun 1314-an.

Para tetua pagan Yahudi seperti Rotschild melihat bahwa strategi mereka akan bisa lebih efektif dan cepat tercapai bila Illuminati dan Freemasonry bersatu. Sebab itu, pada tahun 1780, Baron Franz Friedrich Knigge direkrut menjadi anggota Illuminati dan dengan cepat menjadi salah satu tokoh penting Illuminati Eropa. Sebelumnya, Knigge ini merupakan salah satu tokoh sentral Freemasonry Eropa. Atas usahanya inilah, keduanya bias dipersatukan dan menjadi organisasi klandestine okultis yang begitu efektif, tidak saja di Eropa namun menggapai daratan Amerika dan lainnya.

Penyatuan Illuminati dan Freemasonry “diresmikan” dalam Kongres Wilhelmsbad pada 29 Agustus 1782 di mana Adam Weishaupt dan Knigge memimpin kongres tersebut. Semua yang hadir disumpah untuk tidak membocorkan kepada siapa pun, termasuk kepada anggota keluarga terdekat, apa saja yang terjadi dan diputuskan dalam pertemuan rahasia tersebut.

Comte de Vireu, seorang Masonik dari Lodge du Martinist di Lyons, Perancis Selatan—sebuah wilayah yang kental dengan nuansa Esoteris dan gerejanya memuja Yohanes sebagai Sang Kristus serta Maria Magdalena sebagai The Illuminatrix (Yang Tercerahkan), ikut hadir dalam Kongres di Wilhelmsbad. Sepulangnya dari acara, dia ditanya oleh isterinya tentang apa saja yang dibahas dalam pertemuan.

Terikat dengan sumpah setia, dan tentu saja ancamannya, Comte de Virieu hanya menyatakan bahwa apa yang terjadi dalam kongres sungguh-sungguh mengerikan. “Semua yang terjadi, adalah jauh lebih serius dari apa yang pernah kalian bayangkan selama ini. Konspirasi yang disusun telah benar-benar dirancang dengan sangat matang, sistematis, dan penuh dengan kejutan. Banyak orang penting terlibat dan tentunya dana yang disediakan juga tidak terbatas. Saya berkeyakinan, seluruh kerajaan dan gereja di Eropa ini tidak akan mampu membendung konspirasi tersebut. Ini benar-benar menakutkan, ” ungkapnya.

Atas desakan isterinya dan juga sejumlah kolega, akhirnya de Virieu menyatakan keluar dari perkumpulan.

Dengan sangat licin, Illuminati yang telah bersatu dengan Freemasonry terus bergerak. Mereka berada di belakang setiap revolusi, peperangan, dan peristiwa besar dunia. Nyaris semua pergantian penguasa di sejumlah negeri besar Eropa dan Amerika tidak lepas dari tangan kotor mereka.

Referensi : http://islampos.com

Hubungan Yahudi dan Iblis Menurut Al-Qur’an

Hubungan Yahudi dan Iblis Menurut Al-Qur’an
RasyaShare - DALAM banyak sifat, orang-orang Yahudi memiliki kesamaan dengan Iblis. Sebagaimana yang al-Quran gambarkan dalam ayat-ayatnya, kisah Bani Israel selalu saja disebutkan setelah kisah Iblis dengan Adam. Dosa-dosa yang dilakukan Bani Israel adalah juga dosa-dosa yang dilakukan Iblis sejak mereka hadir di alam semesta ini.

Di bawah ini pembaca dapat melihat perbandingan antara kedua kelompok tersebut:

Iblis dikenal sebagai makhluk yang dengki. Dan orangorang Yahudi adalah orang-orang yang paling dengki di antara manusia. Mereka dengki dengan saudara mereka, dan berkata, “Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu daerah (yang tak dikenal) supaya perhatian ayah kalian tertumpah kepada kalian saja. Sesudah itu hendaklah kalian menjadi orang-orang yang baik.” (QS. Yusuf: 9)

Iblis menyuarakan sikap sombong dan rasialis mereka dengan lantang. Ia berkata, “Aku lebih baik darinya: Engkau ciptakan aku dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.” (QS. Al-A’raf: 12) Orang-orang Yahudi juga meneriakkan rasialisme dan menganggap diri mereka sebagai bangsa Allah yang terpilih. Mereka berkata, “Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya.” (QS. Al-Ma’idah: 18)

Kerja Iblis di dunia adalah merusak. Allah berfirman, “Sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar:” (QS. An-Nur: 21) Dan tentang orang-orang Yahudi, Allah berfirman, “(Yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan jalinan dengan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menjalinnya dan membuat kerusakan di muka bumi.” (QS. Al-Baqarah: 27)

Allah menyebut Iblis sebagai musuh bagi anak Adam dan memerintahkan kepada manusia agar menjadikannya sebagai musuh abadi. Ia berfirman, “(Yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan jalinan (kerabat) dengan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menjalinnya dan membuat kerusakan di muka bumi;” (QS. Al-Baqarah: 27) “Sesungguhnya setan adalah musuh kalian, maka jadikanlah ia musuh (kalian). ” (QS. Fathir: 6) Dan Allah menggambarkan orang-orang Yahudi sebagai orang-orang yang paling memusuhi kaum mukminin. Allah berfirman, “Engkau akan temukan orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” (QS. Al-Ma’idah: 82)

Allah telah memperingatkan kaum mukminin agar jangan terpedaya dan menjadi pengikut setan. Ia berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganJah kalian mengikuti langkahlangkah setan.” (QS. An-Nur: 21) Ia juga melarang kaum mukminin agar jangan menjadi teman dan pengikut orang-orang Yahudi dan Nasrani. Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman,janganlah kalian menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (kalian).” (QS. Al. Ma’idah: 51)

Salah satu watak setan adalah ingkar janji, Allah berfirman, “Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan, “‘Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepada kalian, tetapi aku menyalahinya.” (QS. Ibrahim: 22) Orang-orang Yahudi juga selalu ingkar janji, seolah-olah setan menjelma berulang-ulang dalam diri mereka. Allah menjelaskan sifat mereka ini dalam banyak ayat. Di antar’anya, “Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi Kitab, (yaitu), ‘Hendaklah kalian menjelaskan isi Kitab itu kepada manusia, dan jangan menyembunyikannya,’ lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruk tukaran yang mereka terima.” (QS. Ali Imran: 187) Dalam ayat lain, Allah berfirman, “Setiap kali mereka mengikat janji, segolongan mereka melemparkannya.” (QS. Al-Baqarah: 100)

Setan sangat berhasrat untuk mengkafirkan kaum mukminin. Karena itu ia selalu mengintai mereka dijalan yang benar dan keselamatan, seperti layaknya perampok yang mengintai rombongan pejalan. Setan berkata kepada Tuhannya, “Aku benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka darijalan Engkau yang lurus.” (QS. Al-A’raf: 16), menyesatkan, menjanjikan dan memberikan harapan-harapan kepada mereka, “Padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain tipuan belaka.” (QS. An-Nisa’: 120) Dan Allah berfirman mengungkap hasrat Bani Israel yang tersembunyi di dalam hati mereka untuk mengkafirkan kaum mukminin, setelah mereka tahu bahwa kaum mukminin berada di dalam kebenaran, “Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kalian kepada kekafiran setelah kalian beriman, karena dengki yang (ada) dalam diri mereka, setelah kebenaran nyata bagi mereka.” (QS. Al-Baqarah: 109)

Falih Ibrahim Abud dalam tesisnya 133) mengatakan, “Bukan sesuatu yang melampaui batas kebenaran ilmiah jika kita katakan, bahwa orang-orang Yahudi lebih bersikap tidak sopan terhadap Allah ketimbang Iblis. Karena Iblis hanya tidak patuh ketika disuruh sujud kepada Adam. Pembangkangannya bukan semata ditujukan kepada perintah Allah itu sendiri, namun pada Adam sebagai makhluk yang ia harus sujud di hadapannya. Sedangkan Bani Israel, di hadapan nabi mereka, sengaja menyekutukan Allah. Meskipun Taurat dan tanda-tanda semesta yang datang dari Allah menjadi mukjizat yang nyata, namun mereka tetap menjadikan anak sapi sebagai sesembahan selain Allah, yang mereka cintai.” 134) “Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi.” (QS. Al-Baqarah: 93)

Iblis berbicara kepada Allah dengan sopan, dengan menyebutkan julukan ketuhanannya. Ia berkata, “Tuhanku!” (QS. Al-Hijr: 39) Sedangkan Bani Israel berbicara kepada Musa a.s. seenaknya saja. Mereka berkata, “Berdoalah kepada Tuhanmu untuk kami.” (QS. Az-Zukhruf: 49) “Pergilah engkau bersama Tuhanmu.” (QS. Al-Ma’idah: 24). Iblis bersumpah dengan kemuliaan Allah. Iblis berkata, “Demi kekuasaan Engkau.” (QS. Shad: 82) Sedangkan Bani Israel sama sekali tidak mengenal kemuliaan Allah. Mereka tidak pernah berharap keagungan Allah. Mereka berkata, “Sesungguhnya Allah itu miskin dan kami adalah orang-orang kaya.” (QS. Ali Imran: 181) Mereka juga berkata, “Tangan Allah terbelenggu.” (QS. Al-Ma’idah: 64) Mereka juga berkata, “Uzair adalah anak Allah.” (QS. AtTaubah: 30)

Akibat perilaku mereka yang rendah dan buruk terhadap Allah, mereka mendapatkan kemarahan Allah, dilaknat berkalikali, terlantar, dicekam perasaan takut mati dan cinta kehidupan dunia. Allah memaparkan kepada Yahudi semua hakikat ini, memperingatkan mereka akan akibat kemarahan Allah, serta melarang mereka agar tidak melakukan tindakan-tindakan yang mengundang kemarahan Allah. Akan tetapi mereka tetap saja menentang Allah, “Karena itu mereka mendapat murka di atas kemurkaan.” (QS. Al-Baqarah: 90) Akibat kemarahan Allah, mereka akan mengalami kejatuhan yang tidak dapat dihindari, meskipun mereka telah mencapai terminal puncak di dalam sejarah mereka. Umat yang memiliki kemuliaan garis keturunan Ibarahim a.s. ini telah terlepas dari kemuliaannya, setelah mereka terjerumus dalam kesesatan. Dengan demikian, mereka terputus-secara teologis dan genetis – dari Ibrahim a.s. “Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada lbrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), serta orang-orang yang beriman. Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman.“ (QS. Ali-Imran:68).

Referensi : http://islampos.com

22 Sifat Buruk Yahudi Dalam Al -Quran

22 Sifat Buruk Yahudi Dalam Al -Quran
RasyaShare - DALAM Al-quran, sudah demikian jelas sedikitnya disebutkan 22 sifat buruk bangsa Yahudi. Apa saja? Berikut di bawah ini:

1. Keras hati dan zalim (Al-Baqarah:75,91,93,120,145,170; An-Nisa:160; Al-Maidah:41)

2. Kebanyakan fasik dan sedikit beriman kepada Allah SWT (Ali Imran:110; An-Nisa:55)

3. Musuh yang paling bahaya bagi orang-orang Islam (Al-Maidah:82)

4. Amat mengetahui kekuatan dan kelemahan orang-orang Islam seperti mereka mengenal anak mereka sendiri (Al-An’am:20)

5. Mengubah dan memutarbalikkan kebenaran (Al-Baqarah:75,91,101,140,145,211; Ali Imron:71,78; An-Nisa:46; Al-Maidah:41)

6. Menyembunyikan bukti kebenaran (Al-Baqarah:76,101,120,146; Ali Imron:71)

7. Hanya menerima perkara-perkara atau kebenaran yang dapat memenuhi cita rasa atau nafsu mereka (Al-Baqarah:87,101,120,146; Al-Maidah:41)

8. Ingkar dan tidak dapat menerima keterangan dan kebenaran AlQuran (Al-Baqarah:91,99; Ali Imron:70)

9. Memekakkan telinga kepada seruan kebenaran, membisukan diri untuk mengucapkan perkara yang benar, membutakan mata terhadap bukti kebenaran dan tidak menggunakan akal untuk menimbangkan kebenaran (Al-Baqarah:171)

10. Mencampuradukkan yang benar dan yang salah, yang hak dan yang batil (Ali Imran:71)
11. Berpura-pura mendukung orang Islam tetapi apabila ada di belakang orang-orang Islam, mereka mengutuk dengan sekeras-kerasnya (Al-Baqarah:76; Ali Imran:72,119)
12. Hati meraka sudah tertutup akan Islam kerana dilaknat oleh Allah SWT yang disebabkan oleh kekufuran mereka sendiri (Al-Baqarah:88,120,145,146)
13. Kuat berpegang pada rasa kebangsaan mereka dan mengatakan bahwa mereka adalah bangsa yang istimewa yang dipilih oleh Tuhan dan menyakini agama yang selain daripada Yahudi adalah salah (Al-Baqarah:94,111,113,120,135,145; Al-Maidah:18)
14. Tidak akan ada kebaikan untuk seluruh manusia jika mereka memimpin (An-Nisa:53)
15. Tidak suka, dengki, iri hati terhadap orang-orang Islam (Al-Baqarah:90,105,109,120)

16. Mencintai kemewahan dan kehidupan dunia, bersifat tamak dan rakus, menginginkan umur yang panjang dan mengejar kesenangan serta takut akan kematian (Al-Baqarah:90,95,96,212)

17. Berkata bohong, mengingkari janji dan melampaui batas (Al-Baqarah:100,246,249 Ali Imran:183,184; An-Nisa:46)

18. Berlindung di balik mulut yang manis dan perkataan yang baik (Al-Baqarah:204,246; Ali Imron:72; An-Nisa:46)

19. Mengada-ada perkara-perkara dusta dan suka kepada perkara-perkara dusta (Ali Imran:24,94,183,184; Al-Maidah:41)

20. Berlaku sombong dan memandang rendah terhadap orang-orang Islam (Al-Baqarah:206,212,247)

21. Tidak amanah dan memakan hak orang lain dengan cara yang salah (Ali Imran:75,76; At-Taubah:34)

22. Selalu melakukan kerusakan dan menganjurkan peperangan (Ali Imran:64)

Referensi : http://islampos.com/

Mengungkap Doktrin Misionaris Dan Zionis

Mengungkap Doktrin Misionaris Dan Zionis
RasyaShare - SETIAP agama mempunyai misi penyebaran agama (religion spreading). Dalam Islam disebut dengan ’dakwah’, seruan kepada orang lain agar mengambil yang baik dalam koridor Islam, melakukan kema’rufan dan mencegah kemunkaran. Tugas dakwah tidak hanya dibebankan pada seorang da’i saja tapi seluruh Muslim. Tujuan dakwah Islam adalah mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil’alamin.

Misionaris
Sedangkan misionaris adalah sebutan untuk siapa saja yang mengemban tanggung jawab untuk menyebarkan Kristen. Misionaris masuk ke berbagai negara dengan tujuan untuk memperkenalkan dan memperluas penyebaran akidah Kristen. Dalam dunia Katholik mereka disebut sebagai Misionaris sedangkan di Protestan mereka disebut Zending. Tujuan dari keduanya tidaklah berbeda yakni memperbesar jumlah pengikut akidah yang mereka sebarkan.

Pedoman mereka adalah ayat Bibel, Matius 28:19,

Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,

Sebenarnya mudah saja menggugat keabsahan dari dasar gerakan misionaris ini. Pada ayat lain dalam Bibel, Matius : 10:5-6, disebutkan,

Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel

Jadi kita lihat bagaimana inkonsistensi dalam ayat-ayat Bibel hasil pengubahan tangan-tangan manusia. Pada ayat kedua dinyatakan jelas bahwa gerakan misionaris hanya terbatas pada umat Israel.

Dan pada Matius 15:24, Jawab Yesus: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” Maka lebih jelas lagi bahwa ajaran Yesus adalah hanya untuk bani Israel saja. Jadi bukan untuk orang Indonesia.

Zionisme
Zionisme adalah sebuah gerakan kaum Yahudi yang tersebar di seluruh dunia untuk kembali lagi ke Zion, bukit di mana kota Yerusalem berdiri. Gerakan ini baru muncul pada abad ke-19,  dengan tujuan ingin mendirikan sebuah negara Yahudi di tanah yang kala itu merupakan wilayah Khilafah Utsmaniah yang berpusat di Turki.

Ide zionisme ini diciptakan oleh Theodore Herzl, tahun 1896 dia mengeluarkan sebuah buku Der Judeenstaat/The Jewish State (Negara Yahudi) yang dijadikan pedoman bagi pendirian negara Yahudi.

Zionisme menggunakan ayat-ayat dalam Taurat sebagai pedoman untuk pembenaran gerakannya, mereka berusaha meyakinkan bahwa Palestina adalah tanah yang dijanjikan Tuhan kepada mereka.

Kejadian 12:1-7

Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar,… Ketika itu TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman: “Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu.” Maka didirikannya di situ mezbah bagi TUHAN yang telah menampakkan diri kepadanya.

Kejadian 15:18

Pada hari itulah TUHAN mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman: “Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat:

Kalaulah konsisten dengan dalil yang mereka pakai, maka perjanjian antara Abraham (Nabi Ibrahim as) dan Tuhan tersebut adalah kepada KETURUNAN Nabi Ibrahim as, yakni Nabi Ishak as dan Nabi Ismail as. Dari Nabi Ishak menjadi Bani Israel yang Nabi Musa as, Nabi Isa as adalah termasuk di dalamnya. Dan dari Nabi Ismail as adalah Rasulullah Muhammad SAW serta komunitas Arab saat ini.

Jadi ketika warga Palestina yang berdarah Arab diusir dari tanah Palestina dengan alasan mereka tidak berhak atas tanah yang ’dijanjikan Tuhan’. Maka pertanyaannya, Tuhan berjanji kepada siapa? Kepada keturunan Nabi Ibrahim as.

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim”. (QS. Al-Baqarah : 124)

Sedangkan kaum Yahudi yang ada sekarang ini, bukanlah dari keturunan Nabi Ibrahim as. Mereka disebut Yahudi kontemporer, orang-orang yang menjadi Yahudi karena ideologis bukan karena faktor biologis (nasab). Mereka banyak datang dari Eropa dan masuk ke Palestina  setelah Deklarasi Balfour 1917. Mereka inilah yang disebut Yahudi Askhenazi (Yahudi Eropa Barat). Banyak dari mereka ini yang ternyata adalah anggota Free Mason, seperti halnya Theodor Herzl.

Para Rabi Yahudi   dunia seperti yang disampaikan oleh Ketua Organisasi Yahudi Anti Zionis di AS, David Wice, menolak ide zionisme dan menyatakan bahwa kebijakan Zionist Israel bertentangan dengan ajaran asli Yahudi. Namun ideologi zionisme menggunakan ayat-ayat Taurat sebagai pembenaran aksi mereka yang keji dan biadab.

ULANGAN 7:2 - dan TUHAN, Allahmu, telah menyerahkan mereka kepadamu, sehingga engkau memukul mereka kalah, maka haruslah kamu menumpas mereka sama sekali. Janganlah engkau mengadakan perjanjian dengan mereka dan janganlah engkau mengasihani mereka.

Ternyata, pembantaian orang-orang Palestina adalah bagian dari dogma keyakinan mereka.

Referensi : http://islampos.com

Fakta Mengapa Kristen Tidak Menentang Zionisme

Oleh: Hj Irena Handono
Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center

Kejaman Zionis Israel terhadap warga Palestina sudah bukan rahasia lagi. Dunia mengetahuinya secara jelas. Tapi justru yang dituduh teroris adalah kaum Muslim.

Namun yang membuat kita tak habis pikir adalah sikap umat Kristen terhadap kekejaman Zionis Israel. Terutama sikap tokoh-tokoh agama Kristen.

Adakah kutukan Paus atau pendeta-pendeta Protestan kepada Ariel Sharon? Tzipi Livni? Atau pendiri Negara Israel David Ben Gurion yang nyata-nyata mengakui bahwa negara Israel hanya bisa berdiri karena pembantaian Muslim Palestina di Deir Yassin. “Tanpa Deir Yassin tidak akan berdiri negara Israel” kata David Ben Gurion-Perdana Menteri Israel.

Mengapa Kaum Kristiani selalu mendukung setiap gerakan Yahudi (Zionis) di dunia Islam? Fakta terbaru yang bisa kita lihat adalah keberpihakan Vatikan, negara–negara Barat (Kristen), dan berbagai komunitas Kristen di berbagai belahan dunia terhadap setiap tindakan biadab Zionisme Israel. Bukankah Tuhan kaum Kristiani (Yesus) dibantai di tiang salib oleh Yahudi?

Hubungan Kristen-Yahudi
Sebenarnya siapa pun yang mengaku sebagai seorang Kristen, jika ia membaca ayat-ayat dalam kitab Talmud yang membicarakan tentang Yesus dan agamanya, tetapi masih saja mendukung Zionis-Yahudi, masih saja membantu Israel, masih saja setuju dengan sikap politik Zionis Israel, maka ia sebenarnya telah ikut-ikutan melecehkan agamanya sendiri, telah ikut-ikutan menghina Yesus sendiri.

Berikut ini adalah beberapa kutipan dalam Kitab Talmud, kitab suci umat Yahudi tentang Kristen danYesus:

“Pada malam kematiannya, Yesus digantung dan empat puluh hari sebelumnya diumumkan bahwa Yesus akan dirajam (dilempari batu) hingga mati karena ia telah melakukan sihir dan telah membujuk orang untuk melakukan kemusyrikan (pemujaan terhadap berhala)… Dia adalah seorang pemikat, dan oleh karena itu janganlah kalian mengasihaninya atau pun memaafkan kelakuannya”(Sanhedrin 43a).

“Yesus ada di dalam neraka, direbus dalam kotoran (tinja) panas” (Gittin 57a).

“Umat Kristiani (yang disebut ‘minnim) dan siapa pun yang menolak Talmud akan dimasukkan ke dalam neraka dan akan dihukum di sana bersama seluruh keturunannya” (Rosh Hashanah 17a).

“Barangsiapa yang membaca Perjanjian Baru tidak akan mendapatkan bagian ‘hari kemudian’ (akhirat), dan Yahudi harus menghancurkan kitab suci umat Kristiani yaitu Perjanjian Baru” (Shabbath 116a)

Inilah ‘ungkapan hari‘ Talmud yang sesungguhnya tentang Yesus dan umat Kristen.

Allah SWT telah banyak berfirman dalam ayat-ayat Al-Quran betapa Yahudi merupakan kaum yang sombong, angkuh, memusuhi kaum beriman, dan sebagainya. Bahkan fakta sejarah memaparkan jika kaum Yahudi dikenal sebagai kaum pembunuh para nabi utusan Allah SWT.

Demikian juga Nabi Isa as, yang dimusuhi dan harus menghadapi kedzaliman kaum Yahudi. Seorang sutradara Hollywood telah membuat film tentang kedzaliman kaum Yahudi ini dalam karyanya “The Passion of Christ” Di dalam film tersebut kita bisa melihat bagaimana iblis selalu berada di tengah-tengah para pendeta Yahudi yang melaknati Yesus.

Ajaran Yesus atau Nabi Isa tidak lain adalah meneruskan ajaran Nabi Musa as yang sudah demikian disimpangkan oleh umatnya. Allah mengutus Nabi Isa as hanya untuk bani Israel bukan untuk disebarkan ke seluruh dunia.

Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata:

“Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmed (Muhammad).” … (Qs. Ash Shaff: 6)

Namun Paulus atau Saul, seorang Yahudi dari Tarsus, menyusup ke dalam komunitas murid-murid Nabi Isa dan mengubah ajaran Nabi Isa as yang tadinya hanya untuk kaumnya sendiri menjadi agama yang ekspansif.

Kekristenan bersekutu dengan Zionisme
Injilnya adalah Injil Scofield (Dibuat oleh Cyrrus Ingerson Scofield, lahir 19 Agustus 1843). Dia veteran perang saudara Amerika dan sama sekali bukan ahli agama, pastor, atau pun sarjana.

Scofield tak lebih dari seorang petualang yang pintar berbicara dan mudah meyakinkan orang.

Tipikal orang seperti inilah yang kemudian dirasa cocok oleh Konspirasi Zionis untuk menjalankan misinya mengubah penafsiran umat Kristen terhadap Alkitab.

Dan akan membuat dunia Kristen menjadi domba-domba yang patuh terhadap apapun yang dilakukan Zionis-Israel. Latar belakang Scofield sendiri berasal dari keluarga yang berantakan, punya catatan kejahatan, dan sering menipu orang.

Dalam Injilnya, Scofield sebenarnya meneruskan pandangan John N Darby yang secara umum telah diterima oleh evangelikalisme arus utama dan fundamentalisme Protestan Amerika. Scofield Reference Bible kemudian menjadi Alkitab kaum fundamentalis Kristen di AS dan dunia.

Seorang murid Scofield yang paling berpengaruh, Lewis Sperry Chafer, di tahun 1924 mendirikan Dallas Theological Seminary, Sekolah Theologi Amerika yang begitu bersemangat membela pandangan dispensasionalisme pramillenialis Darby dan Injil Scofield, dan yang jelas juga, mereka membela habis-habisan kepentingan Zionisme.

Penafsiran Injil jenis inilah yang diproduksi di AS, yang sekarang menyebar ke seluruh dunia, termasuk ke Indonesia, sehingga menjadikan orang Kristen menjadi pendukung Israel.

Referensi : http://islampos.com

Kerudung Dalam Tradisi Yahudi Dan Kristen

Kerudung Dalam Tradisi Yahudi Dan Kristen
Oleh: Hj Irena Handono, Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center

MENARIK sekali statemen Menteri Dalam Negeri Italia Giulliano Amato, beberapa waktu lalu menjawab tuntutan dari kelompok ekstrim sekuler di Italia yang menginginkan agar dikeluarkannya larangan berkerudung bagi Muslimah di Italia. Ia mengatakan demikian, “Ketika Bunda Maria senantiasa memakai kerudung, lalu bagaimana bisa kalian berharap dari saya untuk menentang kerudung kaum Muslimah?”

Dan Amato menambahkan, “Bunda Maria adalah ibu dari nabi kita Isa al-Masih dan senantiasa memakai kerudung. Bila demikian kenyataannya, bagaimana mungkin saya menyetujui pelarangan kerudung di negara ini.”

Wanita memakai busana longgar panjang dari leher hingga kaki dan memakai kerudung penutup kepala adalah suatu keumuman dari zaman ke zaman sebelum Rasulullah.  Ini terbukti dalam Bibel pun ada anjuran tegas mengenai kerudung. Dan kali ini kita akan bahas satu-persatu bagaimana pandangan kedua agama tersebut (Yahudi & Kristen) memandang kerudung (penutup kepala).

Kerudung dalam Tradisi Yahudi
Seorang pemuka agama Yahudi, Rabbi Dr. Menachem M. Brayer, Professor Literatur Injil pada Universitas Yeshiva dalam bukunya, The Jewish woman in Rabbinic Literature, menulis bahwa baju bagi wanita Yahudi saat bepergian keluar rumah yaitu mengenakan penutup kepala yang terkadang bahkan harus menutup hampir seluruh muka dan hanya meninggalkan sebelah mata saja. Dalam bukunya tersebut ia mengutip pernyataan beberapa Rabbi (pendeta Yahudi) kuno yang terkenal: “Bukanlah layaknya anak-anak perempuan Israel yang berjalan keluar tanpa penutup kepala” dan “Terkutuklah laki-laki yang membiarkan rambut istrinya terlihat,” dan “Wanita yang membiarkan rambutnya terbuka untuk berdandan membawa kemelaratan.”

Hukum Yahudi melarang seorang Rabbi untuk memberikan berkat dan doa kepada wanita menikah yang tidak menutup kepalanya karena rambut yang tidak tertutup dianggap “telanjang.” Dr Brayer juga mengatakan bahwa “Selama masa Tannaitic, wanita Yahudi yang tidak menggunakan penutup kepala dianggap penghinaan terhadap kesopanannya. Jika kepalanya tidak tertutup dia bisa dikenai denda sebanyak empat ratus zuzim untuk pelanggaran tersebut.”

Kerudung juga menyimbolkan kondisi yang membedakan status dan kemewahan yang dimiliki wanita yang mengenakannya. Kerudung kepala menandakan martabat dan keagungan seorang wanita bangsawan Yahudi.

Oleh karena itu di masyarakat Yahudi kuno, pelacur-pelacur tidak diperbolehkan menutup kepalanya. Tetapi pelacur-pelacur sering memakai penutup kepala agar mereka lebih dihormati (S. W. Schneider, 1984, hal 237).

Wanita-wanita Yahudi di Eropa menggunakan kerudung sampai abad ke 19 hingga mereka bercampur baur dengan budaya sekuler. Dewasa ini, wanita-wanita Yahudi yang shalih tidak pernah memakai penutup kepala kecuali bila mereka mengunjungi sinagog (gereja Yahudi) (S.W.Schneider, 1984, hal. 238-239).

Kerudung dalam Tradisi Kristen

Hingga saat ini para Biarawati Katolik menutup kepalanya secara keseluruhan. Di Indonesia sebelum tahun 80-an pakaian biarawati adalah jilbab, pakaian panjang longgar dari leher hingga menutup kaki serta berkerudung yang menutup leher dan dada (masih ingat telenovela Brazil, Dolcemaria). Namun era 80-an ke atas, jubah biarawati berubah menjadi pakaian panjang hanya sampai betis. Kerudung panjang menutup dada berubah menjadi kerudung hanya penutup rambut dan leher terbuka.

Padahal menutup kepala atau berkerudung, adalah sebuah tuntunan dalam Bibel yang sudah ada sejak zaman sebelum Nabi Muhammad Saw.

I Korintus 11:5 Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya.

I Korintus  11:13 Pertimbangkanlah sendiri: Patutkah perempuan berdoa kepada Allah dengan kepala yang tidak bertudung?

Bukan hanya itu, pernyataan St. Paul (atau Paulus) yang lain tentang kerudung adalah pada I Korintus 11:3-10. St Tertulian di dalam risalahnya “On The Veiling Of Virgins” menulis: “Wanita muda hendaklah engkau mengenakan kerudung saat berada di jalan, demikian pula hendaknya engkau mengenakan di dalam gereja, mengenakannya saat berada di antara orang asing dan mengenakannya juga saat berada di antara saudara laki-lakimu.”

Di antara hukum-hukum Canon pada Gereja Katolik dewasa ini, ada hukum yang memerintahkan wanita menutup kepalanya di dalam gereja (Clara M Henning, 1974, hal 272).

Referensi : http://islampos.com

Proyek 2020; Dari Israel Raya-Mekkah-Dajjal, & Imam Mahdi

Proyek 2020; Dari Israel Raya-Mekkah-Dajjal, & Imam Mahdi
RasyaShare.COM - Selepas Israel mengumumkan rancangan dan pembangunan Israel 2020, Malaysia ikut mengumumkan mega proyeknya dengan menjadikan tahun 2020 sebagai sasaran untuk menjadikan sebuah negara maju. Indonesia juga mengambil langkah serupa.

Lalu, Arab Saudi mengumumkan perancangannya membangun kota modern di seluruh negara itu dan menargetkannya selesai pada tahun yang sama yaitu 2020. Al Qaeda Internasional pun menjadikan 2020 sebagai batas dari target perjuangannya menumbangkan rezim thaghut dan menegakkan Khilafah Islam.

Ada hal menarik, mengapa mereka memilih tahun yang sama ? Bahkan, National Intelligence Council (NIC) Amerika menurunkan laporan yang berjudul “Mapping The Global Future” (memetakan masa depan global) dengan memasukkan analisis badan-badan intelejen dari 15 negara. Laporan tersebut menjelaskan ada empat skenario dunia pada 2020.

Pertama, naiknya Cina dan India ke pentas dunia.

Kedua, Amerika berperan dalam membentuk dan mengorganisasikan perubahan global.

Ketiga, akan kembalinya kekhalifahan Islam.

Keempat, munculnya lingkaran ketakutan dimana respon agresif terhadap ancaman teroris mengarah pada pelanggaran aturan dan sistem keamanan yang berlaku.

Ada pihak yang mengatakan bahwa ini bagian dari kerja zionis untuk proyek Israel Raya-nya. Sudah lama mereka menunggu raja mereka –DAJJAL- yang akan muncul untuk memimpin dunia. Hingga nampaknya tahun 2020 akan menjadi pertaruhan bagi seluruh kalangan untuk membuktikan pihak mana yang akan mengambil kendali dunia.

Di dunia Islam sendiri diyakini bahwa Allah subhanahu wa Taala akan mengutus para mujaddid (pembaru agama) pada setiap kurun waktu 100 tahun. Jika kehancuran dunia Islam ditandai dengan tumbangnya khilafah Turki Utsmani di tahun 1924, maka 100 tahun kemudian –menurut penanggalan hijriah- akan jatuh di tahun 2020, yang merupakan waktu dimana janji Allah untuk kemunculan para pembaharu agama ini akan terealisir.

Jika semua kepingan-kepingan puzzle ini dirangkai, adakah hubungan antara prediksi kemunculan Dajjal, kedatangan Imam Mahdi dan beridirinya Khilafah Islamiyah Al-Alamiyah di tahun 2020 ? Lalu adakah hubungan semua prediksi di atas dengan Mekah 2020? [granadamediatama]

Referensi : http://islampos.com

Menelisik Tradisi Yahudi

Menelisik Tradisi Yahudi
RasyaShare.COM - Tradisi menurut Wikipedia Indonesia, berasal dari bahasa latin: Traditio yang mempunyai makna ‘diteruskan’ atau ‘kebiasaan’. sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi  yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun  lisan,karena tanpa adanya informasi, suatu tradisi dapat punah

Jadi, ketika membincang tradisi Yahudi, mau tidak mau kita harus menguak sejarah panjang bangsa Israel. Menurut Prof Dr Ahmad Syalabi dalam buku Sejarah Yahudi dan Zionisme, historitas Israel bermula semenjak era Nabi Ibrahim. Kata Ibrani  diambil dari nama keturunan Ibrahim. Meski banyak para pakar sejarah yang berbeda pendapat mengenai makna Ibrani (Hebrew) ini, Termaktub dalam kitab Joshua,  kebanyakan penamaan Bangsa Israel dengan Bangsa Ibrani, lebih disebabkan terjadinya peristiwa penyeberangan  Nabi Ibrahim as melintasi sungai Eufrat.

Dalam buku “Yahudi catatan hitam sejarah” karya Mahir Ahmad Agha memaparkan penyebutan Israel dinisbatkan pada Yakub ibn ishak. Sedang yang disebut Bani Israil yaitu: orang-orang Kanaan, Mesir dan Palestina. Orang Ibrani berasal dari ras Semit, selain itu disnibatkan  juga pada  orang Suriah dan Arab. Bangsa Semit yang memilih tetap tinggal di Negara Arab diyakini sebagai leluhur bangsa Arab, sedang yang berhijrah ke wilayah Asia dan Palestina ialah orang Suriah dan Israel. Pengembaraan bangsa Israel sampai ke utara menembus kawasan Armenia, sedang ke selatan menjelajahi wilayah Kanaan. Beberapa ahli sejarah menera pengembaraan Bangsa Israel ini berakhir pada tahun 2000 SM, namun ada juga yang berargurmen hingga sampai 1750 SM. Ibrahim mengakhiri pengembaraannya di Kanaan. Sebagai pendatang, mereka diselimuti rasa keterasingan. Pada awalnya lantaran penolakan banga Israel terhadap penyembahan berhala, mereka mengisolir diri, bahkan pada akhirnya bangsa Israel ingkar ,mereka kembali kepada penyembahan berhala.

Lantaran orang-orang Ibrani adalah bangsa yang tidak berperadaban, nomad dan tak memiliki budaya, mereka mengalami kesulitan untuk berasimilasi dengan penduduk setempat. Maka, sepanjang sejarah, proses pengasingan diri menjadi watak  dan karakteristik khas bangsa Yahudi. Efek psikologisnya, mereka memandang orang lain dengan rasa permusuhan dan kecurigaan. Loyalitas hanya diikatkan pada kelompoknya saja, bukan pada tanah atau negeri yang menyatukan mereka. Dengan demikian, mereka tidak memiliki relasi dan kaitan dengan orang lain.

Sejatinya tujuan utama hijrah bangsa Ibrani adalah melarikan diri dari musuh yang menghalangi dakwah Nabi Ibrahim. Mereka hijrah mencari tempat yang bisa dijadikan tempat untuk menggembalakan ternak  sekaligus untuk berteduh. Sepanjang perpindahan itulah mereka beradaptasi dengan bahasa dari tempat-tempat yang disinggahi. Ketika sampai di Kanaan , mereka menggunakan dialek Armenia, tetapi pelaksanaannya sangat dipengaruhi  oleh kaidah dan tatabahasa mereka sendiri, sehingga bahasa yang mereka pergunakan disebut bahasa Ibrani. Lama kelamaan bahasa Armenia digantikan dengan bahasa Yunani, sehingga Kitab Kejadian pun ditulis dengan bahasa Yunani.

Sejarah mencatat, pengembaraan panjang bangsa Yahudi, dari berpindah ke Mesir menuju bumi Palestina hingga masa kekuasaan para hakim dan digantikan masa kepemimpinan para raja sampai pada masa perpecahan dan runtuhnya bangsa Israel oleh imperium Babilonia. Selanjutnya Persia menguasai Babilonia,  otomatis menguasai kerajaan Yahuda. Persia menisbatkan bangsa Yahuda dengan nama Yahudi dan menamakan keyakinan mereka sebagai agama yahudi. Akhirnya Imperium Romawi di bawah Raja Titus merangsek ke Palestina. Pada tahun 636 M ,orang-orang muslim membebaskan palestina.

Tahun 135 M tamatlah kehidupan Yahudi di Palestina, bangsa yahudi kembali menjalani pengembaraan layaknya pasca eksodus dari Mesir. Sampai akhirnya, mereka mendiami kawasan Eropa, Mesir, .Afrika Utara serta Yaman. Masa inilah semakin mempengaruhi watak dan tingkah laku Bangsa Yahudi. Pada awalnya Bangsa Yahudi berasumsi Palestina adalah tanah tumpah darah mereka, namun akhirnya mereka terdiaspora ke pelbagai belahan dunia, sehingga tak ada lagi kuil-kuil tempat beribadah, tak ada lagi hewan-hewan korban yang dipersembahkan. Bangsa Yahudi merasa kehilangan induk semang, padahal sebalumya mereka selalu menganggap dirinya sebagai ‘The Choosen People’ , bangsa pilihan Tuhan. Ironisnya, meski sebagai bangsa pendatang, komunitas Yahudi selalu memandang sebagai ras dan jenis yang lebih unggul dibanding tuan rumahnya. Kawasan pemukiman Yahudi acapkali menjadi kawasan kumuh yang disebut : Ghetto. Baik dalam sejarah Yahudi klasik hingga modern masyarakat Yahudi senantiasa menjadi sumber pengkhianatan dan persengketaan. Bahkan Adolf Hitler telah menghitung beberapa bentuk pengkhianatan yahudi terhadap Jerman. Tak salah bila dunia melakukan pembalasan dan penyerangan atas kaum Yahudi. Namun pada akhirnya, Kaum Yahudi berhasil menggiring opini dunia bahwa orang-orang Yahudi yang terdzalimi bisa terobati dengan mengumpulkan mereka dalam suatu bangsa dan tanah air, dimana mereka sendirilah yang mengaturnya. Sampai akhirnya  penghujung abad ke 19 , lahir pemimpin besar Yahudi: Theodore Hertzl, yang menyeru kepada seluruh umat Yahudi untuk mendirikan Negara Yahudi.

Bangsa Yahudi mengalami krisis berkepanjangan sejak diusir Nebukadnezar dari Babilonia hingga dicabik cabik pedang inkuisisi Katholik Spanyol, namun mereka mendapatkan pelajaran berharga: membentuk watak tangguh agar senantiasa mengasah akal pikirannya untuk survive. Adanya keyakinan kuat terhadap melleniarisme dan messianisme (keyakinan banwa setiap 1000 tahun ada kuasa Tuhan dengan kedatangan Messiah yang dijanjikan pada kaum Yahudi) yang membuat mereka tak goyah menghadapi penderitaan.

Dalam buku ‘Yahudi mengapa mereka berprestasi’ karya Toto Tasmara merepresentasikan adanya sosok mistikus Kabbala Lurianic dan Shabti Zevi yang diyakini sebagai messiah. Sosok tersebut sangat memotivasi kaum Yahudi sebagaimana dijamin Talmud. Hal ini mengindikasikan bahwa segala sesuatu harus beralasan dan harus ada tindakan. Tindakan hanya efektif bila disertai kemampuan kecerdasan. Tradisi oral Ibrani menjadi elemen kuat dalam system Masonic. Tradisi mistik Kabbala lahir dari kegetiran hidup, yang merupakan prasyarat kehadiran Tuhan di muka bumi. Cara yang digunakan yakni Tzimtzum, melakukan pengosongan diri agar mencapai Shekinah. Hidup penuh dengan penderitaan adalah alasan akan datangnya sang messiah, yang harus disambut dengan persiapan matang. Untuk itu kaum Yahudi harus menguasai dunia terlebih dahulu.

Kitab Talmud sangat jelas memperlihatkan arogansi bangsa Yahudi, sekaligus mengimplementasikan falsafah Friedrich Nietzsche tentang ubermensch (manusia unggul). Tradisi menjaga kemurnian keturunan pada kaum Yahudi membentuk budaya dan kecerdasan yang tinggi. Sebagai the Choosen People kaum yahudi selalu menunjukkan karya besar. Mitos dijadikan motivasi penggerak logos menjadi etos kerja. Avodah, adalah pelayanan kaum Yahudi pada TuhanNya , yang awalnya digunakan sebagai bentuk pelayanan ritual di kuil. Chutzpah (keyakinan diri) ditanamkan pada anak-anak Yahudi sejak mereka kecil sehingga menjadikan mereka pemberani. Bangsa Yahudi mempertahankan tradisi didasarkan pada relasi kekeluargaan yang kuat, bahkan pernikahan (kiddushin) dilakukan secara endogamy (pernikahan antar anggota keluarga terdekat), yang sangat dianjurkan Talmud.

Kaum Yahudi sangat concern dalam mendidik anak-anaknya. Chanukah, adalah tradisi yang dirintis Yahudi sejak dini. Selain belajar di sekolah, anak-anak Yahudi diwajibkan belajar di lembaga pendidikan Yahudi untuk belajar bahasa dan huruf  Ibrani serta sejarah Yahudi. Pada masa lalu, anak-anak belajar melalui bimbingan Rabbi untuk menjadi santri (Tinokot Shel Ben Rabbi) di asrama (Yeshiva). Murid-murid di tempatkan pada Cheddar (bilik sesuai dengan tingkatan) dan diajar oleh seorang guru agama. (Melamet Tinokot). Mereka selalu dilatih untuk mengucapakan Shema Yisrael (Semoga Tuhan memberkati Israel). Salah satu cara efektif mendidik anak ala Yahudi yaitu dengan teori Dugma (contoh perilaku), Orang tua sangat yakin bahwa mereka adalah subyek yang dilihat dan dipanuti oleh anaknya. Selain itu mereka harus menanamkan Kavod (menghormati orang lain) pada anak-anaknya. Ironisnya, hal ini hanya diterapkan pada kalangan mereka saja , tak berlaku untuk golongan Ghoyim (orang non Yahudi).

Anak-anak Yahudi juga diajarkan hakarat hatov (membalas lebih dari yang diberikan orang lain). Pendidikan moral juga diajarkan pada anak-anak Yahudi, sebagai contoh etika menerima tamu (hakhnasat orhim)

Di dalam tradisi Yahudi terdapat minyan (melakukan doa secara bersama), mereka berkeyakinan bahwa doa akan memiliki kekuatan bila dilakukan secara bersama. Pada ritual minyan diharuskan memakai teffilin (kotak yang diikat di kepala dan salah satunya diikat melingkari lengan sampai jari tangan), dengan demikian mereka merasa memiliki persaudaraan yang erat. Teffilin ditengarai sebagai sebuah kekuatan antara kepala dan tangan atau antara pikiran dan tindakan. Sebelum melipat dan membuat Teffilin,mereka harus melakukan dengan kesungguhan hati serta kusuk (kavanah), serta diawali dengan bacaan: Leshem mitzvat teffilin (Demi Tuhan aku melaksanakan perintah membuat Teffilin). Teffilin ditulis di atas perkamen dengan tinta, sisi kanan dan kiri harus disulam huruf shin, dan tali pengikat harus berwarna hitam. Kualitas Teffilin yang biasa disebut peshutim , dan kwalitas yang lebih bagus disebut peshutim mehudarim. Yang tipis disebut dakkot dan yang tebal disebut gassot.

Tzedekah Box, adalah kotak tabungan yang diwajibkan kepada anak-anak Yahudi guna disumbangkan untuk amal. Bahkan mereka harus membiasakan mencintai orang lain (Gemilut Hasadim). Gemar membaca pun selalu digalakkan orang tua Yahudi terhadap anaknya, mereka tidak segan mengeluarkan uang demi sebuah buku berkualitas bagi pengetahuan anaknya. Dalam tradisi Yahudi, peran ibu sangat dominan dalam mendidik anak. Setiap ibu Yahudi selalu mananamkan Chutzvah pada anak-anaknya, agar anak mempunyai pondasi kuat untuk masa depannya. Ritual pengakuan anak mulai akil baliq menjadi tradisi Yahudi. Untuk anak laki-laki, usia 13 tahun (Bar Mitzvah) dianggap awal beranjak dewasa, sedang untuk perempuan usia 12 tahun awal kematangan pikirannya (Bat Mitzvah). Setelah dianggap mampu menapaki jalan kehidupannya, mereka mendapat panggilan Gadol (dewasa) atau Bar Onshin (orang yang bertanggung jawab atas dirinya sendiri).

Untuk mencerminkan dan mempertahankan identitas Judaisme dipertahankan dengan pemakaian Teffilin (kotak terdiri atas 2 bagian yang diisi ayat). Kotak Teffilin berisi empat potongan ayat: Kadesh Li, kewajiban mengingat eksodus kaum Yahudi dari cengkeraman Firaun di Mesir, Ve-haya Ki Yeviakha, Kewajiban orang yahudi memberitahukan tradisi ini pada anak keturunannya. Shema, harapan untuk menyatu dan menyembah Tuhan itu satu. Ve-haya Im Shamoa, ungkapan akan jaminan Tuhan untuk melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya.

Dalam liturgy Yahudi dikenal ibadah secara bersama (Amidah) , amidah dilakukan sehari tiga kali, pagi hari (schacharit), sore (minchah) dan malam hari (ma’ariv). Dalam ritual amidah diharuskan pula menghafal 19 macam doa, selain dihafalkan doa tersebut juga harus dijelaskan secara rasional di hadapan publik.

Tradisi bersunat juga dilakukan oleh keluarga Yahudi (Brit Millah), sejak umur bayi berusia 8 tahun harus disunat. Dalam kepercayaan Yahudi, Nabi Ellijah akan hadir dalam persunatan Brit Millah., selesai bersunat para undangan dari kelompok minyan dari sinagog menyantap makanan kosher sekaligus bertukar informasi dengan yang lain.

Kiddushin (pernikahan) merupakan lembaga suci, orang-orang Yahudi merayakannya pada Chatunah (pesta perkawinan), sedang saat perhelatan makan disebut Seudat Mitzvah. Pengantin wanita memakai Badeken (cadar) mengindikasikan bahwa ia masih suci. Para undangan (Chupah)  memakai pakaian khas Yahudi. Saat pengantin wanita tiba , ia harus mengelilingi pengantin pria 7 kali dan mendengarkan doa (sheva berachot), kemudian melaukan ijab Kabul (ketubah) disaksikan 2 saksi. Pengantin pria juga memberikan maharnya pada pengantin wanita.

Doa adalah napas kehidupan, orang Yahudi pun selalu melakukan pembacaan doa setiap bangun tidur. Menurut ajaran Yahudi, Tuhan hanya bisa dijangkau bila kita memberikan tempat untukNya (Shekinah). Dalam tradisi yahudi, setiap orang selalu membawa buku doa (Seddurim) setiap kemanapun mereka pergi. Pada hari Jumat sepuluh menit sebelum matahari terbenam mereka menyalakan lilin di menorah dan berdoa Habdalah Kiddush (doa menjelang hari Sabath.

Perayaan keagamaan Yahudi lebih bersifat ritual, beberapa perayaan hari raya Yahudi antara lain: Pesach (Passover), Shabuhot (pantekosta), Shukhot (Tabernakel), Hanukah, Purim, Yom Kippur.

Menurut pandangan Kristiani, dalam buku ’Worship in Ancient Israel’ karya .H.H Rowley, disebutkan: menurut Perjanjian Lama, ritus berkorban dianggap berhasil bila ritus tersebut menjadi pengekspresian hasrat roh manusia. Korban paskah, merupakan kurban khusus dibanding yang lain. Tiap keluarga menyembelih binatang kurbannya dan darah kurban itu disapukan pada ambang atas dan pada kedua tiang pembantu rumah, sedang daging kurban dibakar  dalam keadaan utuh dan dimakan sampai habis sebelum fajar menyingsing. Pada kodeks Imamat disebutkan bahwa korban harus dimakan dengan roti tak beragi dan sayur yang pahit. Selain itu ada kurban bakaran (olah) dan kurban perdamaian (Syelamim). Dalam hukum Imamat ada juga kurban khusus (terumah) yakni: kurban penghapus dosa dan kurban penebus salah. Sejatinya, pertobatan lebih utama dibanding persembahan kurban. Lantaran pertobatan diyakini mengantar pada pengampunan.

Musik dalam ibadah adalah musik yang nyaring keras, dan hanya menggunakan satu suara saja. Teru’ah (yang bermakna tempik sorak) adalah teriakan keras yang bising untuk menunjukkan teriakan penyembah dalam rangka ibadah.

Menurut Yosephus, sinagog yang digunakan untuk beribadah sudah ada semenjak jaman nabi Musa. Bahkan Philo pun, mengatakan hal yang sama. Menurut Philo sinagog bermakna sekolah. Sedang pendapat Yoshepus sinagog adalah tempat untuk pengajaran taurat. Menurut inskripsi mesir sinagog identik dengan proseuke atau tempat berdoa. Pejabat-pejabat dalam sinagog antara lain: Arkon (pemimpin), Khazzan (pejabat), Syeliakh Sibur (utusan jemaat). Sedang kebaktian yang diselenggarakan dalam sinagog antara lain: Syema, pembacaan doa dari Taurat, Syemoneh ezzreh (18 pengucapan doa), pembacaan Taurat, uraian nas alkitab, pengucapan berkat, pembacaan kitab mazmur.

Termaktub dalam buku: Life In Biblical Isreal karya Philip J King dan Lawrence E Stager, dalam alkitab disebutkan bahwa Kuil atau Bait Suci digunakan sebagai tempat pemujaan kepada yang Ilahi. Bait suci di yerusalem adalah bet YHWH (rumah Yahweh). Benda-benda ritual dalam Bait suci antara lain: altar, penyangga peribadatan, arca terakota peribadatan, patung Nazar.

Ibadat Orang Mati, adalah cara memperoleh berkah dari orang mati untuk menenangkan mereka. Di Israel Kuno Yahwisme resmi mengecam segala bentuk kontak dengan orang mati. , sedang yang terpengaruh tradisi kanaan mengijinkan pemujaan terhadap nenek moyang atau leluhur.  Nekromansi (pemanggilan arwah) dengan pertolongan dukun dikutuk di Israel.

Bangsa Yahudi, meski terdiaspora (tersebar) namun kuat, meski sedikit tapi kokoh, lantaran bangsa Yahudi memiliki rasa fanatisme rasial yang tinggi,  bisa menjunjung tradisi dengan solid, selalu mengusung mitos sebagai The Choosen People, dan mempunyai kemampuan mengubah penghalang menjadi peluang, maka mereka sanggup mengukir prestasi di pentas dunia, bahkan bangsa ini mempunyai niat untuk mendominasi dunia. Mereka tak akan pernah tinggal diam bila melihat pencapaian prestasi yang dilakukan oleh umat Islam. Wahai umat, bangkit dan sadarlah!, aktualisasikan zikir dan pikir, iman, ilmu dan amal.

“ Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad ) sebelum engkau mengikuti agama mereka.” (QS: Al-Baqarah: 120).

Wallahu A’lam Bis Shawwab.

Oleh: Tri Putranto
Aktivis Kajian Zionisme Internasional      
  
Referensi : http://islampos.com

Mengungkap Mitos yang Diyakini Kaum Yahudi

Mengungkap Mitos yang Diyakini Kaum Yahudi
RasyaShare.COM - Sebuah acara makan di hari suci Yahudi, selalu ditutup dengan kalimat “Next Year in Jerusalem.” Satu kalimat yang mengungkapkan cita-cita mereka untuk menduduki Yerusalem.

Kaum Yahudi di Israel terus menerus meneror warga Palestina. Apa yang membuat Yahudi berkeras ingin menguasai tanah Palestina secara keseluruhan walau fakta sejarah membuktikan bahwa tanah tersebut adalah milik Muslim?

Yerusalem dalam Taurat
Hubungan antara Yahudi dan Yeru-salem bisa dilihat di Bibel Perjanjian Lama. Menurut pandangan Yahudi, daerah yang paling suci adalah Mount Moriah (Gunung Moriah), yang kemudian dikenal dengan Temple Mount (Kuil Gunung). Area ini yang mereka klaim sekarang terletak di bawah bangunan milik Muslim, the Dome Of the Rock atau Kubbah As-Sakhra.

Dalam Perjanjian Lama (Taurat), Yerusalem mempunyai banyak nama, Salem (Shalem), Moriah, Jebuse (Yevuse), Jerusalem (Yerushalayim), and Zion (Tzi-yon). Dan terbanyak yang disebutkan dalam Perjanjian Lama adalah Yerushala-yim, yang disebutkan sebanyak 349 kali, sementara Tziyon disebutkan sebanyak 108 kali.

Menurut kepercayaan Kabbalah, suatu tradisi mistis Yahudi, batu dari Gunung Moriah yang kenal sebagai “Even Shtiyah”- the Drinking Stone (batu yang sedang minum), adalah pusat dari alam semesta, tempat di mana dunia terairi secara spiritual.

Kisah-kisah dalam Bibel yang ber-hubungan dengan Gunung Moriah sangat banyak, antara lain adalah: Ketika Ishak pergi ke sebuah lapangan ia bertemu Ribka untuk pertama kalinya (Kitab Kejadian 24:63-67), dia berdiri di gunung Moriah (Yerusalem). Mimpi Jakub naik ke surga melihat para malaikat turun tangga (Kejadian 28:10-22), juga terjadi di tempat ini, gunung Moriah (Yerusalem).

Mitos Yerusalem Dipegang Kuat

Keyakinan ini masih hidup, sangat dipercayai oleh orang Yahudi sekarang. Ini tampak dalam ritual-ritual mereka. Contoh: Ketika seorang Yahudi berdoa 3 kali sehari, mereka selalu menghadap Yerusalem. Jika sedang berada di Yerusalem, maka mereka berdoa menghadap Temple Mount. Yerusalem disebutkan berkali-kali dalam doa keseharian Yahudi dan dalam doa terima kasih setelah makan.

Orang Yahudi menutup Passover Seder, yakni acara makan dalam hari suci Yahudi, selalu dengan kalimat “Next Year in Jerusalem.” Satu kalimat yang mengung-kapkan cita-cita mereka untuk menduduki Yerusalem. Hari berduka cita/berkabung Yahudi, Tisha B’Av, memperingati peru-sakan Kuil yang pertama dan kedua.

Ketika dalam acara pernikahan Yahudi, pengantin memecahkan sebuah gelas sebagai tanda mengingat kedukaan terhadap perusakan kedua kuil yang berdiri di Gunung Moriah.

Menyambut kedatangan Mesiah

Dan orang Yahudi yang beriman selalu menyisakan tempat kecil pada dinding rumah mereka tanpa diplester tanpa dicat. Ini sebagai tanda kedukaan perusakan Kuil. Dalam keyakinan Yudais-me, yang sesungguhnya telah bergeser jauh dari Taurat yang dibawa oleh Musa as, bangsa Yahudi yakin bahwa kelak seorang Messiah akan datang mengangkat derajat dan kedudukan bangsa Yahudi menjadi pemimpin dunia. Kehadiran Mesiah inilah yang menjadi inti dari semangat kaum Yahudi untuk memenuhi Tanah Palestina.

Bagi zionis Yahudi, mereka meng-anggap Kuil Sulaiman harus sudah berdiri untuk menyambut kedatangan Messiah yang akan bertahta di atas singgasananya yang pada akhirnya diperuntukkan bagi pusat pemerintahan dunia (One World Order).

Ada satu syarat lagi menjelang hadir-nya Messiah, yakni mereka harus mene-mukan dan menyembelih serta membakar seekor sapi betina berbulu merah berusia tiga tahun dan belum pernah melahirkan anak. Untuk yang satu ini pun kaum Zionis telah mempersiapkannya. Melalui suatu proses rekayasa genetika, di tahun 1997, mereka telah mendapatkan seekor sapi dengan ciri-ciri tersebut.

Hanya saja, mereka terbentur satu persyaratan lagi, yakni penyembelihan dan pembakaran sapi merah ini harus dilakukan di atas kaki Bukit Zaitun. Masalahnya saat ini bukit Zaitun masih berada di tangan bangsa Palestina. Sebab itu, kaum Zionis selalu berupaya tanpa lelah mengusir orang-orang Palestina dari wilayah ini.

Membangun Haikal Sulaiman
Para ahli arkeologi sepakat,  ibukota Kanaan dan ibukota kerajaan Daud as berlokasi di tempat yang sekarang ini adalah kampung Arab, Silwan, beberapa kilometer sebelah selatan  tembok ”baru” dari Kota Tua.

Kuil Sulaiman (Haikal Sulaiman) juga dikenal sebagai Beit HaMikdash (Kuil yang Suci). Pemilihan lokasi kuil ini dahulu dilakukan oleh Nabi Daud as yang saat itu beliau menunjuk puncak gunung Moriah (II Samuel 24:18-25). Kitab 1 Raja-raja 6-8 menggambarkan dengan detail bagaima-na anak Daud as, Raja Sulaiman, memba-ngun dan meresmikan Kuil. Walaupun hingga kini belum ada kejelasan pasti di mana lokasi Haikal Sulaiman berada, tapi sementara semua pakar arkeologi setuju bahwa bangunan itu berdiri di atas Gunung Moriah. Yahudi mengklaim di Al-Aqsa. Padahal tidak ada yang tahu pasti.

Itulah beberapa mitos yang dipegang kuat oleh Yahudi. Zionisme bukan sekadar gerakan ‘religion’, tapi sebuah gerakan makar besar untuk menguasai dunia dalam satu tatanan, The New World Order, Novus Ordo Seclorum. Sebuah sistem dunia yang menghamba pada Lucifer (setan).
Oleh: Hj Irena Handono,
Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center

Referensi : http://islampos.com